Selamat Datang

30 Januari 2010

Bentuk Komite Ekonomi Nasional Tidak Efektif


JAKARTA, EPICENTRUM – Rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membentuk Komite Ekonomi Nasional (KEN) dinilai bukan sebagai keputusan bijak.

Pasalnya, dengan pembentukan KEN tersebut justru akan membuat jajaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II akan semakin gemuk dan tidak efektif.

“Padahal permasalahan ekonomi yang ada, cukup ditangani oleh Menteri-menteri perekonomian yang saat ini," ujar Pengamat Ekonomi Faisal Basri, seusai acara Polemik Trijaya FM, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (30/1/2010)

Ia mengatakan, saat ini Presiden telah banyak mmebuat lembaga-lembaga yang ditujukan untuk membantu kinerja pemerintah, sehingga tidak perlu membentuk badan baru lagi yang justru tidak akan terlalu efektif.

“Sudah ada UKP 3 R, Menko (Perekonomian), ada wakil Menteri, itu saja sudah cukup," tukasnya.

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membentuk komite ekonomi nasional yang nantinya bertugas mendampingi pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.

Hal tersebut dilihatnya karena dalam melakukan stabilisasi harga pangan khususnya untuk minyak goreng, Indonesia dihadapkan pada langkah agar negara tidak terkena krisis. Inilah yang nantinya akan dijadikan pelajaran.

"Dalam waktu dekat saya akan menbentuk komite ekonomi nasional untuk mendampingi pemerintah. Karena bukan hanya dalam kondisi krisis saja kita harus bermitra, tapi dalam kondisi normal juga dalam rangka membangun kemitraan untuk membangun negara, agar respons kita cepat," kata SBY.

Komite ekonomi nasional ini akan dibentuk dan disahkan dalam waktu dekat, di mana di antaranya akan diisi oleh jajaran dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin). (sumber:Okezone.com)

Awas, Olahraga Berlebihan Memperbesar Jantung


EPICENTRUMAgar olahraga bisa jadi bagian dari gaya hidup, hendaknya kita lebih dulu bertanya pada diri sendiri. Apa yang akan dicapai dari olahraga? Olahraga hendaknya tidak membebani dan membuat tubuh sakit.

"Keesokan hari setelah latihan, apakah kita merasa loyo atau segar? Jika segar, berarti latihan kita sudah tepat. Harus dikaji ulang jika olahraga bikin tubuh kita sakit," kata Dr Michael Triangto, SpKO, ahli kedokteran olahraga.

Sah-sah saja jika orang berolahraga untuk mengejar kesenangan dan kemenangan. "Harus ditentukan sejak awal tujuan berolahraga. Apakah untuk senang-senang atau sehat? Kalau untuk sehat memang kelihatannya membosankan dibandingkan dengan kesenangan saat berlari dan memukul bola sekencang-kencangnya. Semua tentu ada konsekuensinya, termasuk risiko badan sakit dan cedera," kata Dr Michael.

Agar aman, sebaiknya kita melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memulai olahraga. Jika tak ada dokter ahli olahraga, Dr Michael menyarankan membuat daftar cek sendiri untuk menilai kondisi.

"Tanyakan pada diri sendiri, apakah jalan kaki setengah jam tidak bikin badan kepayahan. Kalau tidak payah boleh ditambah sedikit. Olahraga itu jangan membuat tubuh kepayahan agar tidak membebani jantung," tuturnya.

Dr Michael mengingatkan bahaya olahraga untuk fun dan prestasi bukan hanya cedera otot. "Ada risiko pembesaran jantung karena latihan yang terlalu berat. Ini kondisi yang biasa dijumpai pada sejumlah atlet profesional," kata dokter yang terlibat di pelatnas bulu tangkis ini. Tidak sedikit atlet bulu tangkis andalan Indonesia punya masalah ini.

Perbesaran jantung bisa terjadi pada latihan beban yang berlebihan. "Latihan beban yang aman itu seharusnya membuang napas saat mengangkat beban agar jantung tidak membesar," kata Dr Michael. Menahan napas saat mengangkat beban justru membuat udara tidak bisa keluar dari jantung. Ini yang membuat jantung membesar.

Latihan berat secara fisiologis bisa membuat jantung menjadi besar. Pembesaran ini tidak memberikan gejala atau keluhan tertentu. "Pada saat masih aktif olahraga, pembesaran jantung ini tidak mendatangkan masalah. Masalah baru ada bila kelak berhenti berolahraga. Konsekuensinya harus terus berolahraga. Jika tidak, jantung yang besar ini seperti rumah kosong tak berpenghuni," ungkapnya. (sumber:KOMPAS.com)

27 Januari 2010

Amerika "Gatal" dengan Tayangan Al Jazeera


WASHINGTON, EPICENTRUM — Perseteruan antara Amerika Serikat dan stasiun televisi berjaringan yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, tampaknya masih terus terjadi. Seperti dalam kasus peliputan bencana gempa Haiti, Amerika sampai kesal dibuatnya. Ini karena siaran televisi tersebut mengesankan kehadiran tentara AS di sana sebagai tindakan militerisasi.

Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Publik Philip Crowley adalah salah satu orang yang sempat "curhat" tentang hal itu. Kemarin ia mengungkapkan keluhannya tentang siaran televisi berbahasa Inggris itu kepada wartawan lantaran merasa diperlakukan tidak adil dalam operasi kemanusiaan di Haiti.

"Masa ada istilah militerisasi," kata Crowley kepada wartawan.

Dia mengkritik bagaimana Al Jazeera membandingkan pusat operasi bantuan AS untuk gempa Haiti di Port-au-Prince dengan Zona Hijau di mana pasukan AS ditempatkan di Baghdad.

Crowley nyata-nyata menunjuk Al Jazeera dalam menanggapi pertanyaan media yang mencari klarifikasi atas pernyataan sebelumnya oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton yang mengatakan bahwa beberapa media asing, entah sengaja atau tidak, menilai salah keputusan AS untuk mengirim ribuan anggota pasukan ke Haiti.

Clinton memang sangat membela keterlibatan militer AS di Haiti. Dia mengatakan, hal itu penting untuk membantu tragedi yang belakangan diketahui menewaskan lebih dari 150.000 orang tersebut.

Negara-negara kiri Amerika Latin, seperti Venezuela dan Kuba, juga mengungkapkan hal yang sama. Mereka menuduh AS menduduki Haiti. Maklum, AS memang pernah mengirim pasukan ke negara Karibia yang miskin itu pada 1915 guna mendirikan pemerintahan militer yang berlangsung hingga 1934.

AS juga menghadapi kritik dari sekutunya di NATO, Italia, di mana seorang pejabat senior pada hari Minggu menyebutkan bahwa Washington telah mengirim "terlalu banyak perwira" ke Haiti dan tidak bisa menemukan pemimpin yang cakap.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi memilih aman. Ia menjauhkan diri untuk memberikan komentar. (sumber:KOMPAS.com)

26 Januari 2010

Garuda Pancasila di Kaus Armani Bikin Heboh Twitter


JAKARTA, EPICENTRUM — Munculnya gambar Garuda Pancasila di salah satu desain kaus buatan Giorgio Armani bikin heboh Twitter. Beragam tanggapan dari pengguna asal Indonesia pun langsung dilontarkan di situs mikrobloging tersebut, Senin (25/1/2010).

Awalnya, kehebohan ini bermula dari sebuah posting di forum online dan dikutip sejumlah blog. Namun, di Twitter, informasi tersebut segera menyebar. Ratusan posting, baik tanggapan maupun retweet sudah dikirim sampai sore ini.

@jokoanwar menulis "Yang susah liat Garuda Armani di BB, ni dia: http://twitpic.com/zorel #armanigaruda." Dalam foto yang disebarkan itu terlihat jelas bahwa kaus tersebut menggunakan logo Garuda Pancasila. Hanya, gambar banteng dan beringin diganti huruf A dan X.

Ada yang menanggapi positif kabar tersebut. Misalnya, @dannywilson18 yang menyatakan "Gile! Armani ada Garudanya?? kereeeeen!!"

Begitu pula @tigerlilybubu berkomentar, "Tiba2 Garuda jadi tambah keren, kusuka!" sambil menyajikan link ke foto yang di-posting sebelumnya.

@CTinsert juga mendukung dengan menyatakan, "Kalau aku siy bangga ya .. :)"

Tapi, ada pula yang mempertanyakan penggunaan logo Garuda Indonesia tersebut. Seperti komentar @upiecha_aja, "Pelechan itu..lambang2 nya dirubah." Juga @adriandevara yang mempertanyakan, "Ini ada ijin apa plagiat?"

@lovelyfla juga berpendapat, "Garuda kan lambang negara, mestinya gak boleh dipergunakan dgn tdk semestinya."

Tanggapan positif dan negatif masih terus memenuhi Twitter sampai malam. Namun, sejauh ini hal itu belum menembus trending topics seperti beberapa kasus yang sempat menghebohkan Tanah Air. Pengamatan Kompas.com, topik tersebut masih hangat dibahas, ada yang senang, ada yang tidak. Nah, bagaimana dengan Anda? (sumber:KOMPAS.com)

24 Januari 2010

STOS Film Festival 2010

JAKARTA, EPICENTRUM - Isu kerusakan alam yang terdengar akhir-akhir ini, seperti global warming, kasus lumpur lapindo, merupakan buah dari tangan-tangan jahil manusia. Hal ini menjadi sudut pandang utama bagi komunitas South to South yang menggelar South to South Film Festival 2010 dengan megusung tema We Care.

Acara ini berlangsung sejak Jum'at (22/1) lalu hingga malam ini (24/1). Karena dilaksanakan di dua tempat sekaligus, yakni GoetheHaus, Jalan Sam Ratulangi 9-15, Menteng Jakarta dan CCF, Jalan Salemba Raya 25, South to South mampu menayangkan 23 judul film yang bertemakan kerusakan lingkungan alam.

Dalam kesempatan ini, StoS juga menggelar beberapa kompetisi. Seperti kompetisi blog, fotonovela dan film dokumenter. "Untuk pertama kalinya, kami menganugerahkan StoS Award untuk film dokumenter terbaik", ungkap Ferdinand Rachim, ketua panitia StoS Film Festival 2010.