Selamat Datang

10 Maret 2008

Madiun, Ngawi, dan Magetan Banjir, Waduk Kedungbrubus Jebol


MADIUN--Epicentrum: Belasan desa di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Madiun, Ngawi, dan Magetan dilanda banjir, akibat hujan yang turun sejak Minggu (9/3) malam hingga Senin (10/3) dini hari.

Air Waduk Kedungbrubus di Dusun Kedungbrubus, Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun meluap dan merendam rumah sembilan keluarga. Selain, merendam rumah-rumah warga, air dari waduk Kedungbrubus tersebut juga menggenangi lahan pertanian di sekitar waduk.

Bripka Parno, petugas piket di Polsek Pilangkenceng, Senin (10/3) mengatakan, air waduk mulai luber ke luar sekitar pukul 19.00 WIB, bertepatan dengan turunnya hujan.

Sembilan rumah yang terendam milik keluarga Sukimin, 51, Sakri, 48, Sadino, 55, Nyoto, 49, Sarijan, 50, Suratman, 51, Rusmini, 55, Sadimin, 50, dan Supriono, 48.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa lubernya air Waduk Kedungbrubus," ujar Parno.

Sementara itu, sedikitnya sepuluh desa di Kabupaten Ngawi dan satu desa di Kabupaten Magetan juga dilanda banjir. Desa-desa itu memang merupakan daerah langganan banjir.

"Banjir kali ini adalah luapan dari Kali Ulo," kata Zaenal, warga Desa Simo, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi.

Di Kecamatan Kwadungan sedikitnya ada enam desa yang rumah dan sawah milik warga yang terendam air. Desa-desa itu adalah Desa Simo, Tirak, Sumengko, Purwosari, Dinden, dan Kendung.

"Air di Dusun Sumberrejo, Desa Semo antara 50 cm hingga 80 cm, dan siang ini air mulai masuk beberapa rumah warga.

Pardi, 40, warga Dusun Sumberejo, mengatakan rumahnya kemasukan air setinggi dada orang dewasa, sekitar satu meter. "Air di rumah saya setinggi dada," katanya sambil menunjuk dadanya.

Pardi dan beberapa warga Sumberejo lainnya memanfaatkan banjir kali ini untuk mencari rezeki dengan menyewakan gerobak sebagai pengangkut sepeda motor yang akan menyeberang ke desa lain. Pasalnya, jalan yang menghubungkan Kajang, Kabupaten Madiun dengan Kabupaten Ngawi lewat Kwadungan terputus banjir. "Sekali antar ongkosnya Rp5.000 per orang/kendaraan," katanya.

Sementara itu banjir di Kecamatan Kartoharjo melanda Desa Jajar. Gedung Sekolah Dasar Jajar I dan Jajar II terendam air. Tidak hanya gedung SDN, kantor Kepala Desa dan Puskesmas Kartoharjo pun juga terendam air.

Menurut Wo Mulyadi, pegawai Kantor Desa Jajar, daerah Jajar dan sekitarnya memang sudah menjadi langganan banjir. Banjir kali ini mulai terjadi Minggu (9/3) malam sekitar pukul 19.00 WIB dan airnya terus bertambah tinggi. "Air Ulo terus naik dan luber ke jalan," kata Mulyadi.

Banjir yang terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Ngawi dan Magetan, memaksa para petani memaksa dini tanaman padinya. Seperti di Desa Purwosari, Dinden, Kedung, dan Purwosari.

Di Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, desa yang terndam banjir akibat hujan semalam suntuk, kemarin, adalah Desa Klitik, Kersikan, Karseman, Klampisan, dan Desa Dempel.

Camat Geneng, Joko Santoso mengatakan di Desa Kersikan, air mencapai satu meter. "Air mulai menggenani sawah-sawah dan beberapa rumah warga sejak pukul 19.00 WIB," kata Joko.(AG/MI/E1)

 

Tidak ada komentar: