Selamat Datang

6 Maret 2008

Sekolah Unggulan Tidak Hanya Perkaya Unsur Keilmuan

JAKARTA--Epcr: Sekolah unggulan yang tersebar di Indonesia tidak hanya diarahkan untuk memperkaya diri dengan unsur keilmuan saja. Tetapi juga, harus dilengkapi dengan unsur ketakwaan, karena tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia yang cerdas sekaligus berakhklak mulia.

"Orang tua jangan terlalu bangga dengan sekolah unggulan yang hanya mengunggulkan akal, tetapi tidak kalbunya," ujar pengamat pendidikan Prof Arief Rachman dalam diskusi Ukhuwah Membangun Kemandirian Umat dalam Pendidikan, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/3) petang.

Arief menuturkan, model pendidikan yang hanya menggunggulkan akal, dapat menciptakan orang yang memiliki banyak gagasan untuk melakukan korupsi tanpa adanya kesadaran bahwa perilaku tersebut adalah salah.

"Artinya, orang tua perlu mengingat ajaran pendidikan yang lebih penting, tidak semata banyak gagasan dan mengejar kelulusan sekolah, tetapi juga perlu menanamkan kejujuran kepada anak," ujar Arief.

Dalam hal ini, Arief mencontohkan, sekolah Perguruan Diponegoro yang sebagian besar siswanya memiliki orang tua yang penghasilannya kerap pas-pasan seperti tukang cuci pakaian, penggali kubur, dan buruh musiman, ditanamkan pentingnya arti kejujuran.

"Di sekolah Perguruan Diponegoro itu, murid yang tidak lulus mencapai 101 orang pada tahun lalu. Setelah saya tanya, ada anak yang bilang itu karena saya selalu mengajarkan untuk jujur dan tidak nyontek. Saya lalu katakan, biarlah kalian tidak lulus tetapi jujur, karena sikap jujur itu yang akan membawa kalian ke surga," cerita Arief.

Dengan kata lain, tegas Arief, salah satu solusi bagi permasalahan pendidikan di Indonesia yakni, dengan menciptakan sistem pendidikan yang juga memiliki perhatian yang khusus kepada pembentukan akhlak mulia.

"Di sisi lain, juga perlu ditanamkan kecerdasan sosial kepada anak-anak dengan memberikan pemahaman bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, selayaknya berempati atau bisa merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain, serta menolong orang lain," ujar Arief.

Sementara itu, pembicara lainnya, Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat, Setia Dharma Madjid mengemukakan, salah satu cara mengajarkan anak dengan pendidikan akhlak mulia yakni kejujuran, dapat melalui program buku murah.

"Dari buku-buku murah yang terjangkau dibeli, akan ada nilai-nilai akhlak mulia yang diperoleh. Di India saja misalnya, ada yang namanya people`s book yang merupakan buku murah untuk warga tak mampu di sana," ujar Setia Dharma. (MI/E1)

Tidak ada komentar: