Selamat Datang

5 Oktober 2011

"Gerakan Radikal dan Terorisme Harus Dicari Titik Apinya"

Oleh: Dheni H. Rachman 

 
EPICENTRUM -- Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman mengajak masyarakat untuk melihat titik permasalahan terutama mengenai masalah lunturnya rasa kebangsaan yang menimbulkan gerakan radikal dan terorisme.
Gerakan Radikal dan Terorisme merupakan asap yang harus dicari adalah titik apinya. Hal ini dikatakan KF saat menjadi Keynote pada Diskusi Publik Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa (FKPM) di Auditorium Toyib Hadiwijaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (4/10/2011).

“Wawasan kebangsaan kita sudah luntur, ditandai dengan aktifitas yang mengarah kepada gangguan ketertiban dan keamanan. Kini yang harus kita lakukan adalah menemukan titik api permasalahan tersebut. Anggka kemiskinanlah penyebabnya,” jelas Wabup.

KF mengajak publik  untuk duduk bersama untuk secara arif membahas persoalan ini. Bukan hanya dengan pernyataan sikap atau hanya beradu konsep yang akhirnya hanya beradu argumentasi. Menurutnya cukup dengan mencapai sila ke-5 Pancasila yakni “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” maka aksi-aksi radikalisme tidak akan muncul.

“Terorisme adalah suatu misi, itu tidak harus dianggap suatu kekuatan. Kita bisa melawan dengan pengakuan diri sebagai Indonesia. Sederhananya mari kita wujudkan kecintaan tanah air dengan memahami dan menerapkan lagu Indonesia Raya kedalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Lebih lanjut KF mengatakan persoalan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga semua elemen masyarakat termasuk di dalamnya unsur ormas, mahasiswa dan tokoh pemuda. Namun sebelumnya kita samakan pandangan untuk meninggalkan muatan pandangan seubjektif kita masing-masing.

FKPM sempat memberikan pernyataan sikap di depan peserta diskusi. Diantaranya yakni mengecam segala bentuk teror dan kekerasan, memnnta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk tidak terprovokasi, meminta kepada pemerintah dan penegak hukum untuk tegas dan membangun kembali kecintaan terhadap tanah air.

Diskusi tersebut dihadiri 300 peserta yang terdiri dari masyarakat sekitar, pondok pesantren, tokoh agama, unsur muspida, organisasi massa, forum pemuda dan mahasiswa. Diskusi ini mengangkat tema revitalisasi cinta tanah air dalam mencegah radikalisme dan terorisme. Diskusi tersebut mendatangkan Al-Chaidar (mantan mujahidin Afganistan), M.S Kaban, Ketua MUI Kabupaten Bogor K.H Mukri dan K.H Agus Salim sebagai pembicara. (FAN/DHO)

Tidak ada komentar: