Selamat Datang

5 Januari 2010

FTA, Tanjung Perak 24 Jam Nonstop


SURABAYA,EPICENTRUM - Menyambut berlakunya perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China per 1 Januari 2010, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya akan membuka layanan bongkar muat 24 jam nonstop. Agar arus bongkar muat barang lancar, tenaga kerja bongkar muat juga akan ditambah.

"Saat ini waktu tunggu bongkar muat masih relatif lama sekitar tiga hingga lima hari. Karena itu tenaga kerja bongkar muat (TKBM) akan ditambah dari satu shift menjadi dua shift. Upah mereka akan disesuaikan dengan hasil prestasi kerja," kata Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Cholik Kirom, Senin (5/1/2010) di Surabaya.

Menurut Cholik, setiap hari jumlah kapal yang keluar masuk alur ke Pelabuhan Tanjung Perak mencapai 150 kapal. Diperkirakan, dengan berlakukan perjanjian pasar bebas ASEAN-China maka jumlah kapal yang akan singgah ke Pelabuhan Tanjung Perak meningkat.

Sementara itu, Kepala Humas Pelindo III Iwan Sabatini mengatakan, bertepatan dengan berlakunya pernjanj ian pasar bebas kini telah dibangun terminal multiguna Nilam di Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal multiguna ini diharapkan mampu menampung ledakan bongkar muat baik dari terminal petikemas internasional maupun domestik.

"Waktu bongkar muat domestik memang masih agak lama karena terkendala cuaca dan banyak kapal yang masih harus menunggu muatan penuh agar bisa jalan. Tapi, untuk waktu bongkar muat kapal internasional rata-rata sudah agak cepat mencapai 19 jam hingga 20 jam," ujarnya.

Di Pelabuhan Tanjung Perak ada tiga operator yang melayani penampungan petikemas, yaitu PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, dan Terminal Konvensional PT Pelindo Cabang Tanjung Perak.

Hambatan

Iwan mengakui, saat ini ada empat masalah besar yang menjadi hambatan arus transportasi menuju Pelabuhan Tanjung Perak. Hambatan tersebut adalah alur pelayaran yang dangkal, keberadaan pipa gas PT Kodeco Energy Co Ltd, banyaknya bangkai kapal di alur pelayaran, dan keberadaan kabel listrik PLN di dalam laut.

"Alur pelayaran saat ini mendesak untuk ditata ulang. Jika tidak, maka kapal-kapal luar negeri berukuran ribuan ton akan sulit masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak," ucapnya.

Pasokan lambat

Sementara itu, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Jatim Chairul Djaelani mengatakan, khusus untuk angkutan darat, permasalahan menonjol transportasi darat di Jatim adalah minimnya ketersediaan layanan transportasi. Karena itu, di wilayah Gresik, Madura, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan akan dikembangkan kereta api untuk mengatasi kebutuhan transportasi massal.(sumber: KOMPAS.com)

Tidak ada komentar: