Selamat Datang

26 Oktober 2008

Sebuah Cerita Tentang Perjalanan Mencapai Cita


Wajahnya seolah meredup. Tatapannya kosong. Minggu pagi itu, Mira Febry Mellya tak berdaya saat Pemimpin Umum Epicentrum, Irfan Maullana, menyatakan bahwa ia termasuk dari empat orang yang tidak lulus dari Epicentrum Training Center (ETC) I. Tiga orang lainnya, Bobby Kurniawan, Jessica Dien Fitria dan Farid Nurfazri Firdaus pun bernasib serupa.

Tak berselang lama, mereka pergi meninggalkan Villa Rano Karno, tempat ETC I berlangsung. Yang tersisa hanya tujuh orang yang dinyatakan lulus dari 11 peserta yang mengikuti ETC I. Di kabin mobil yang mengantar ke empat peserta yang tidak lulus itu pulang, tangis pun menyeruak seiring perasaan gagal yang menyelimuti. “Wartawan kan gak boleh cengeng, tapi gue harus bilang apa ke orangtua gue, mana gue gak lulus lagi. Paling gak dapet kaos kek,” lirih Mira sambil terisak.

Tapi, drama di sedan keemasan itu tak berlangsung lama. Sesaat setelah Handphone Tiar-sang pengemudi-berbunyi, kendaraan pun berbalik menuju villa. Disana, ketujuh rekan mereka telah menanti di ambang pagar villa, ditemani beberapa panitia. Perjumpaan itu menjadi mengharukan ketika ketujuh peserta yang lulus menyambut mereka dengan pelukan hangat. Air mata pun kembali menetes. “Gue emang pengen bikin mereka seperti di Termehek-Mehek,” aku Irfan, yang mendesain drama pagi itu.

Akhirnya, ke-11 peserta itu kembali dibariskan di tepian kolam renang. Dihadapan mereka, berbaris para panitia ETC I yang juga termasuk pendiri Epicentrum. Tepat satu jam sebelum mentari berada diatas kepala, ke-11 peserta itu pun resmi dilantik sebagai Angkatan II Epicentrum. Senyum kemenangan pun terurai dari paras para peserta.

Koran Mini Epicentrum kembali mencatat sejarah. Setelah beberapa waktu lalu berhasil menorehkan nama di salah satu media cetak nasional, kini media berformat koran satu-satunya di IISIP Jakarta itu berhasil mensukseskan prosesi perekrutan anggota untuk kedua kalinya.

Bagi Angkatan II, kehidupan sebagai wartawan kampus telah menunggu mereka. Rutinitas peliputan dan penulisan berita pun telah menanti keesokan hari. Sedangkan bagi para panitia, ini adalah awal mula sebuah cerita baru yang mengisahkan tentang perjuangan dan pencapaian harapan untuk menjadi media kampus yang terkemuka.
Perjalanan pun segera dimulai.

Hambatan dan rintangan siap menanti. Tapi, para wartawan baru Epicentrum itu telah memiliki bekal teori dan praktek. Hanya waktu nantinya yang akan mengasah kemapuan mereka.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

selamat ya, salut..
btw tukeran link yuk

Unknown mengatakan...

hey.. link Epicentrum Online udah aku tambahin di blog ku. silahkan di cek ya, biar bisa sering2 mampir. dan terus menulis ya tentang IISIP.. salam buat kawan-kawan tercinta